MAKALAH MENGANALISIS PERJUANGAN ORGANISASI PERGERAKAN
KEBANGSAAN
Disusun Oleh :
Kelompok 5
RAZY ABDAN.D
SILVIA JURIAH.M
ROHAINA
KURNIA FADILAH
JIANSHY
FERNANDO
ZULFEKRI
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 7 BENGKULU SELATAN
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat, kekuatan, dan kemampuan sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Makalah Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia tentang “ Sarekat Islam”.
Makalah ini membahas Latar belakang berdirinya
organisasi Sarekat Islam, kepengurusan, arah organisasi baik itu di bidang
politik maupun di bidang Sosial-budaya, perkembangan organisasinya serta
pengaruh organisasi Sarekat Islam dalam mewujudkan Indonesia merdeka yang
sangat mempunyai peranan yang sangat besar sekali.
Penulis menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak
kelemahan dan kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan kritik, saran dan
sumbangan pemikirannya demi sempurnanya Makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak dalam pembuatan Makalah
tentang Organisasi Sarekat Islam.
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan
masalah
C. Rumusan
masalah
D. Tujuan
BAB
II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
berdirinya
B. Berdiri
C. Kepengurusan
D. Arah Organisasi dan
perkembangannya
E. Pengaruhnya dalam
mewujudkan Kemerdekaan
Indonesia
BAB
III PENUTUP
A. Penutup
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Seiring dengan perkembangan zaman bahwa
sejarah kemerdekaan Indonesia tak terlepas dari awal lahirnya
organisasi-organisasi pergerakan perjuangan kebangsaan Indonesia Modern, untuk
itu perlu dikaji dan dibahas bahwa perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan sangat panjang dan berliku serta membutuhkan korban yang tidak
sedikit jumlahnya. Salah satu dari organisasi tersebut adalah Sarekat Islam.
Organisasi Serikat Islam pada awalnya merupakan perkumpulan
pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis pada tahun 1909 oleh R.M.
Tirto Adi Suryo pada tahun 1909 dengan tujuan untuk melindungi hak-hak pedagang
pribumi Muslim dari monopoli dagang yang dilakukan untuk pedagang-pedagang
besar Tionghoa.
B. Batasan
Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah maka materi
yang dikaji akan difokuskan pada pembahasan mengenai aspek berikut :
1) Latar
Berdirinya Organisasi Sarekat Islam
2) Berdirinya
Organisasi Sarekat Islam
3) Kepengurusan
Organisasi Sarekat Islam
4) Arah
Organisasi dan Perkembangannya
5) Pengaruhnya
dalam mewujudkan Indonesia merdeka
C. Rumusan
masalah
Berdasarkan batasan masalah maka, dapat dirumuskan
permasalahannya yaitu sebagai berikut :
1) Apa yang
melatarbelakangi berdirinya Organisasi Sarekat Islam ?
2) Bagaimanakah
proses berdirinya Organisasi Sarekat Islam ?
3) Bagaimana
bentuk kepengurusan Organisasi Sarekat islam ?
4) Kemana arah
Organisasi dan perkembangannya ?
5) Apa
pengaruhnya dalam mewujudkan Indonesia Merdeka ?
D. Tujuan
Pada pembuatan makalah ini, penulis memiliki maksud
dan tujuan untuk menjawab rumusan masalah diatas yang akan dikemukakan pada
subbab. Adapun ruang lingkup pembahasan mencakup hal dibawah ini :
1. Bertujuan
untuk menjelaskan Latarbelakang berdirinya Organisasi Sarekat islam
2. Bertujuan
untuk menjelaskan Proses berdirinya organisasi
3. Bertujuan
untuk menjelaskan Arah organisasi dan perkembangannya
4. Bertujuan
untuk menjelaskan pengaruhnya dalam mewujudkan Indonesia Merdeka
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Latar
Belakang Berdirinya
Organisasi Serikat Islam pada awalnya merupakan
perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis pada tahun 1909
oleh R.M. Tirto Adi Suryo pada tahun 1909 dengan tujuan untuk melindungi
hak-hak pedagang pribumi Muslim dari monopoli dagang yang dilakukan untuk
pedagang-pedagang besar Tionghoa.
Namun pada tahun 1911 di Solo, Haji Samanhudi
(seorang pengusaha batik) mendirikan sebuah perkumpulan bernama Sarekat Dagang
Islam. Lahirnya sarekat Dagang Islam ini didorong oleh faktor ekonomi dan agama[1].
Latar belakang ekonomis perkumpulan ini ialah
perlawanan dagang antara (penyalur) oleh orang Cina,[2] pada saat
itu orang-orag china memegang monopoli di bidang perdagangan bahan baku batik.
Akibat monopoli di bidang perdagangan tersebut sangat terasa bagi pengusaha
Indonesia, terutama dalam usaha untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan bahan
baku untuk keperluan membatik.
Di bawah pimpinan H. Samanhudi perkumpulan ini
berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh dan akhirnya pada
tahun 1912 oleh pimpinannya yang baru yaitu Haji Omar Said Cokroaminoto namanya
diubah menjadi Sarekat Islam . Hal ini dilakukan agar organisasi ini tidak
hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti
politik[3]. Walaupun
dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam
kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan
kekhawatiran pihak belanda.
B. Berdiri
1. Sarekat Dagang
Islam
Serikat Dagang Islam didirikan pada tanggal 27 Maret
1909 di rumah Tirto Adhi Soerjo di Bogor dengan keluarga Badjenet, namun baru
mendapat peresmian dari pihak pemerintah Hindia-Belanda pada tanggal 5 April
1909. Pada perjalanannya terjadi perbedaan pandangan dan tujuan organisasi
antara Tirto Adhi dan Badjenet, Tirto Adhi menghendaki organisasi di arahkan
kepada suatu pergerakan dalam bidang politik sedangkan keluarga Badjenet hanya
semata-mata untuk kepentingan dagang.
2. Sarekat Islam
Dengan keluarnya keluarga Badjenet dari keanggotaan
SDI, maka arah dan tujuan SDI diwarnai gerakan dalam bidang politik. Untuk
masuk ke kota-kota kecil, maka Tirto Adhi menganjurkan untuk didirikan Serikat
Dagang Islam di Solo yang di ketua oleh Haji Samanhoedi pada tanggal 9 November
1911. Dalam penyusunan dasar organisasi maka dagangnya dihilangkan menjadi
Sarekat Islam. Sejak itulah organisasi ini mulai mengubah langkah pergerakannya
dari bidang ekonomi ke arah bidang politik.[4]
C. Kepengurusan
1. Susunan
kepengurusan
Susunan kepengurusan Serikat Dagang Islam yang
berdiri pada tanggal 27 Maret 1909 di Bogor
Presiden :
Sjech Achmad bin Abdoelrachman Badjenet
Wakil
Presiden :
dr. Mohamad Dagrim
Komisaris :
Sjech Achmad bin Said Badjenet. Sjech Galib bin
Said Tebe. Sjech Mohamad bin Badjenet, Mas Railoes,
dan Haji Mohamad Arsad
Kasir :
Sjech Said bin Abdurrachman Badjenet
Secretaries-Adviseur : R.M.
Tirto Adhi Soerjo[5].
2. Tujuan
organisasi
1. Memajukan
perdagangan
2. Memberikan
pertolongan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran dalam bidang usaha
3. Memajukan
kepentingan jasmani dan rohani penduduk asli
4. Memajukan
pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
5. Memajukan
kehidupan beragama
6. Memperbaiki
pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
D. Arah
Organisasi dan Perkembangannya
1. Organisasi
Sosial
2. Politik
Perkembangan Organisasi Sarekat Islam semakin Pesat,
yang memiliki cabang-cabang di berbagai daerah, untuk mempermudah pengawasan
terhadab cabang tersebut maka pada kongres Sarekat Islam di Yogayakarta
pada tahun 1914, HOS Tjokroaminoto terpilih sebagai Ketua
Sarekat Islam yang membentuk Central Serikat Islam (CSI).[6] Ia
berusaha tetap mempertahankan keutuhan dengan mengatakan bahwa kecenderungan
untuk memisahkan diri dari Central Sarekat Islam harus dikutuk dan
persatuan harus dijaga karena Islam sebagai unsur penyatu.
Politik Kanalisasi Idenburg cukup berhasil, karena
Central Sarekat Islam baru diberi pengakuan badan hukum pada bulan Maret 1916
dan keputusan ini diambil ketika ia akan mengakhiri masa jabatannya. Idenburg
digantikan oleh Gubernur Jenderal van Limburg Stirum (1916-1921). Gubernur
Jenderal baru itu bersikap agak simpatik terhadap Sarekat Islam.
Namun sebelum Kongres Sarekat Islam Kedua tahun
1917 yang diadakan di Jakarta muncul aliran revolusionaer sosialistis yang
dipimpin oleh Semaun. Pada saat itu ia menduduki jabatan ketua pada SI
lokal Semarang. Walaupun demikian, kongres tetap memutuskan bahwa tujuan
perjuangan Sarekat Islam adalah membentuk pemerintah sendiri dan perjuangan
melawan penjajah dari kapitalisme yang jahat. Dalam Kongres itu diputuskan pula
tentang keikutsertaan partai dalam Voklsraad. HOS Tjokroaminoto (anggota yang
diangkat) dan Abdul Muis (anggota yang dipilih) mewakili Sarekat Islam dalam
Dewan Rakyat (Volksraad).
Pada Kongres Sarekat Islam Ketiga tahun
1918 di Surabaya, pengaruh Sarekat Islam semakin meluas. Sementara
itu pengaruh Semaun menjalar ke tubuh SI. Ia berpendapat bahwa pertentangan
yang terjadi bukan antara penjajah-penjajah, tetapi antara kapitalis-buruh.
Oleh karena itu, perlu memobilisasikan kekuatan buruh dan tani disamping tetap
memperluas pengajaran Islam. Dalam Kongres SI Keempat tahun 1919, Sarekat Islam
memperhatikan gerakan buruh dan Sarekat Sekerja karena hal ini dapat memperkuat
kedudukan partai dalam menghadapi pemerintah kolonial. Namun dalam kongres ini
pengaruh sosial komunis telah masuk ke tubuh Central Sarekat Islam
(CSI) maupun cabang-cabangnya. Dalam Kongres Sarekat Islam kelima tahun
1921, Semaun melancarkan kritik terhadap kebijaksanaan Central Sarekat Islam
yang menimbulkan perpecahan.
Rupanya benih perpecahan semakin jelas dan dua
aliran itu tidak dapat dipersatukan kembali. Dalam Kongres Luar Biasa Central
Sarekat Islam yang diselenggarakan tahun 1921 dibicarakan masalah disiplin
partai. Abdul Muis (Wakil Ketua CSI) yang menjadi pejabat Ketua CSI
menggantikan Tjokroaminoto yang masih berada di dalam penjara, memimpin kongres
tersebut. Akhirnya Kongres tersebut mengeluarkan ketetapan aturan Disiplin
Partai[7]. Artinya,
dengan dikeluarkannya aturan tersebut, golongan komunis yang diwakili oleh
Semaun dan Darsono, dikeluarkan dari Sarekat Islam. Dengan pemecatan Semaun
dari Sarekat Islam, maka Sarekat Islam pecah menjadi dua, yaitu Sarekat
Islam Putih yang berasaskan kebangsaan keagamaan di bawah pimpinan
Tjokroaminoto dan Sarekat Islam Merah yang berasaskan komunis di
bawah pimpinan Semaun yang berpusat di Semarang.
Pada Kongres Sarekat Islam Ketujuh tahun
1923 di Madiun diputuskan bahwa Central Sarekat Islam digantikan
menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). dan cabang Sarekat Islam yang
mendapat pengaruh komunis menyatakan diri bernaung dalam Sarekat Rakyat
yang merupakan organisasi di bawah naungan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada periode antara tahun
1911-1923 Sarekat Islam menempuh garis perjuangan parlementer dan
evolusioner. Artinya, Sarekat Islam mengadakan politik kerja sama dengan
pemerintah kolonial. Namun setelah tahun 1923, Sarekat Islam menempuh garis
perjuangan nonkooperatif. Artinya, organisasi tidak mau bekerja sama dengan
pemerintah kolonial, atas nama dirinya sendiri. Kongres Partai Sarekat Islam
tahun 1927 menegaskan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemerdekaan
nasional berdasarkan agama Islam. Karena tujuannya adalah untuk mencapai
kemerdekaan nasional maka Partai Sarekat Islam menggabungkan diri
dengan Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI).
Pada tahun 1927 nama Partai Sarekat Islam
ditambah dengan “Indonesia” untuk menunjukan perjuangan kebangsaan dan kemudian
namanya menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).[8] Perubahan
nama itu dikaitkan dengan kedatangan dr. Sukiman dari negeri Belanda. Namun
dalam tubuh PSII terjadi perbedaan pendapat antara Tjokroaminoto yang
menekankan perjuangan kebangsaan di satu pihak, dan di pihka lain dr. Sukiman
yang menyatakan keluar dari PSII dan mendirikan Partai
Islam Indonesia (PARI). Perpecahan ini melemahkan PSII. Akhirnya PSII
pecah menjadi PSII Kartosuwiryo, PSII Abikusno, PSII,
dan PARI dr. Sukiman
E. Pengaruhnya
dalam Mewujudkan Indonesia Merdeka
1. Organisasi
Sarekat Islam memiliki Peranan penting dalam penyatuan masyarakat
dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
2. Dengan adanya
Sarekat Islam telah memberikan semangat bangsa Indonesia untuk melawan
penjajahan, terutama dari tujuan awalnya yaitu mendapatkan hak-hak para
pedagang batik di Pulau Jawa dari bangsa China.
3. Sarekat Islam sebagai
pemersatu umat Islam dan membangkitkan semangat nasionalisme
4. Sarekat Islam
juga sebagai Cikal bakal lahirnya berbagai partai politik dan berbagai aliran
sebagai penambah kazhanah percaturan politik sebelum kemerdekaan bangsa
Indonesia.
BAB
III
P
E N U T U P
A. Kesimpulan
Sarekat Islam merupakan sebuah organisasi yang
berdiri pada tahun 1909 dengan nama Sarekat Dagang Islam. Namun pada tahun 1911
berganti nama menjadi Sarekat Islam, dimana pada awalnya organisasi ini hanya
bergerak di bidang Sosial-Budaya seiring perkembangannya alirannya berubah
haluan menjadi bersifat Politik.
Organisasi Sarekat Islam ini memiliki peranan yang
sangat penting dalam mewujudkan kemerdekaan, dimana organisasi ini telah
berhasil menimbulkan rasa nasionalisme dan rasa persatuan bahwa kita bangsa
Indonesia harus bisa menumpas penjajahan dan harus meraih kemerdekaan. SI telah
berhasil mencetak kaum-kaum Intelektual.
B. Kritik
dan Saran
1. Makalah ini
hendaknya dilengkapi dengan buku sumber yang lebih banyak sehingga pemahaman
materi lebih rinci dan lebih banyak perbandingannya.
2. Makalah ini
diharabkan bisa dijadikan bahan pembelajaran untuk materi yang tercakup.
DAFTAR
PUSTAKA
Enar, Fatimah. 2008. Kapita Selekta
Sejarah Indonesia dan Dunia. Padang : Program Belajar
Jarak Jauh Unit Pembina Regional III IKIP Padang
1982.
Noer, Deliar. 1994. Gerakan Moderen Islam di
Indonesia 1900-1942. Jakarta : PT Pustaka
LP3ES.
Poesponegoro, Marwati Djoened, Dkk.
1992. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta : Balai
Pustaka.
Sudiyo. 2002. Pergerakan Nasional Mencapai
& Mempertahankan Kemerdekaan. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Syamdani. 2012. Tan Malaka Nasionalisme seorang
Revolusioner. Jakarta : TERAS
Setianto, Yudi. Sarekat Islam: Gerakan
Awal Nasional-Religius Di Indonesia.
No comments:
Post a Comment