MAKALAH BK/BP
TENTANG
TIPS UNTUK
MEMOTIVASI DIRI DALAM BELAJAR
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 2 :
-
YEDA MUTIARA
-
JEYA AGUSTI
-
ADELIA AGENG Y.S
-
RIZKY RAHMADAN
-
JERY ANDIKA .P
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 7 BENGKULU SELATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah
Realitas Hubungan Sosial Di Masyarakat”.
Dalam
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini,
khususnya kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah
ini.
Seginim.
Juli 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang…………………………………………………..
B.Rumusan Masalah ………………………………………………
C.Tujuan Penulisan…………………………………………………..
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Motivasi………………………………………………………..
2.2 Prinsip-Prinsip
Motivasi……………………………………..
2.3 Konsep Motivasi………….………………………………………
2.4 Teori Motivasi……………………………………………………
2.5 Upaya Guru Bimbingan
dan Konseling untuk memotivasi peserta didik….
BAB
III PENUTUP
A.
Simpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak para ahli yang sudah
mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka
masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah
energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai
tujuan tertentu. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, sulit melakukan
aktifitas belajar. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus
menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang
sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai
keinginanan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi
ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan
bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.
Sebagaimana telah dikemukakan dalan
bagian terdahulu, bahwa dalam lingkup kegiatan konseling, konselor memegang
peranan yang amat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh kegiatan
konseling, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab konselor dalam keseluruhan kegiatan
konseling. Konselor harus mampu menciptakan situasi agar klien termotivasi
untuk memanfaatkan konseling sebagai satu upaya dalam menghadapi masalahnya.
Salah satu aspek dalam konseling
adalah motivasi, yaitu memberikan dorongan kepada klien agar mampu melaksanakan
perilaku dalam upaya memecahkan masalahnya secara efekif dan produktif. Bagian
ini akan mengetengahkan beberapa aspek konsep motivasi dan penerapannya dalam
konseling. Isinya akan membahas mengenai pengertian motivasi, beberapa teori
tentang motivasi, dan prinsip-prinsip motivasi.
Dari uraian tersebut, ternyata
kesadaran tentang pentingnya motivasi bagi perubahan tingkah laku manusia telah
dimiliki, baik oleh para pendidik, para orang tua murid maupun masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
kami dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
- Prinsip-prinsip motivasi apa sajakah yang harus di
berikan konselor kepada peserta diidik ?
- Bagaimana upaya konselor dalam memotivasi peserta
didik?
1.3 Tujuan Penulisan
- Tujuan Umum
1.
Untuk mengetahui Prinsip-prinsip
motivasi apa yang harus di berikan konselor kepada peserta didik.
2.
Untuk mengetahui upaya konselor
dalam memotivasi peserta didik.
3.
Tujuan Khusus
1.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknik Penulisan Karya Ilmiah
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Motivasi
James O. Whittaker memberikan sebuah
definisi tentang motivasi sebagai kondisi-kondisi atau keadaan yang
mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku
mencapai tujuan.
Frederick J,. Mc Donald
mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi (tenaga) di dalam diri
seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif (perasaan) dan reaksi mencapai
tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas
nyata berupa kegiatan fisik.
Dari definisi di atas dalam motivasi
terdapat beberapa hal, yaitu :
- Suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang
- Perubahan tenaga di dalam sistem neoro fisiologis dari
organisme manusia
- Ditandai oleh dorongan afektif, seperti lebih
bersemangat
- Ditandai oleh reaksi-rekasi mencapai tujuan, yaitu tindakan
nyata
Motivasi dapat dijadikan sebagai
dasar penafsiran, penjelasan, dan penaksiran perilaku. Motif timbul karena
adanya kebutuhan yang mendorong individu untuk melakukan tindakan yang terarah
kepada pencapaian suatu tujuan.
Motivasi memiliki peranan yang
strategis dalam aktivitas belajar seseorang, tidak ada seseorang pun yang
belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar.agar peranan motivasi menjadi maksimal fungsi motivasi tidak hanya
sekedar diketahui tetapi diterapkan dalam aktivitas belajar.
Guru- guru sangat menyadari
pentingnya motivasi didalam membimbing belajar siswa, masalah motivasi belajar
siswa, merupakan masalah yang sangat kompleks sehingga menjadikan guru sangat
peka terhadap kompleksitas masalah ini.
Sumadi Surya Brata dalam bukunya
psikologi pendidikan mengatakan : ”motivasi belajar adalah suatu keadaan yang
terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas
belajar guna pencapaian suatu tujuan”.
Dari pengertian tersebut dapat
diartikan bahwa begitu pentingnya motivasi dalam belajar dimana pada umumnya
siswa yang mengalami kesulitan disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar.
Lebih lanjut muhibinsyah membagi
motivasi menjadi dua yaitu : motivasi intrinsik yang bersumber dari diri siswa
dam motivasi ekstrinsik yang datang dari luar diri siswa yang menjadi
pendorong untuk melakukan perbuatan.
2.2 Prinsip-Prinsip
Motivasi
Beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan adalah antara lain :
1. Prinsip Kompetisi
Persaingan secara sehat baik inter maupun antar pribadi. Kompetisi intra
pribadi adalah kompetisi dalam diri pribadi masing-masing dari tindakan / unjuk
kerja dalam dimensi tempat atau waktu. Kompetisi antar pribadi adalah
persaingan antara individu yang satu dengan individu yang lain.
2. Prinsip Pemacu
Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada pemacu yang
berupa informasi, nasehat, amanat, peringatan, percontohan.
3. Prinsip Ganjaran dan
Hukuman
Ganjaran yang diterima oleh seseorang dapat meningkatkan motivasi untuk
melakukan tindakan yang dilakukan, sedangkan hukuman yang diberikan dapat
menimbulkan motivasi untuk tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan
hukuman itu.
4. Kejelasan dan
Kedekatan Tujuan
Konselor seyogyanya membantu klien dalam memahami tujuannya secara jelas.
Melalui konseling, klien dibantu untuk membuat tujuan-tujuan yang masih umum
dan jauh menjadi tujuan yang khusus.
5. Pemahaman Hasil
Konselor seharusnya selalu
memberikan balikan kepada setiap unjuk kerja yang telah dihasilkan oleh klien.
Umpan balik ini akan bermanfaat untuk mengukur derajat unjuk kerja yang telah
dihasilkan untuk keperluan perbaikan dan peningkatan selanjutnya.
6. Pengembangan Minat
Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi
suatu objek. Prinsip dasarnya adala bahwa motivasi seseorang cenderung akan
meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan
tindakannya.
7. Lingkungan yang
Kondusif
Lingkungan yang kondusif baik lingkungan fisik, sosial maupun psikologis dapat
menumbukan dan mengembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan produktif.
2.3 Konsep Motivasi
Memahami motivasi merupakan satu hal
yang sangat penting bagi para konselor dalam proses konseling karena beberapa
alasan yaitu klien harus didorong untuk bekerjasama dalam konseling dan
senantiasa berada dalam situasi itu, klien harus senantiasa didorong untuk
berbuat dan berusaha sesuai dengan tuntutan, motivasi merupakan hal yang
penting dalam memelihara dan mengembangkan suasana konseling.
2.4 Teori Motivasi
Teori motivasi dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu
teori dengan pendekatan isi (content), proses, dan penguatan.
Teori pendekatan isi lebih
banyak menekankan pada faktor apa yang membuat individu melakukan suatu
tindakan dengan cara tertentu. Yang tergolong kedalam kelompok teori ini
misalnya teori jenjang kebutuhan Maslow.
· Teori
Hirarki Kebutuhan : Abraham Maslow menghipotesiskan adanya lima
jenjang kebutuhan dalam diri semua manusia, yaitu dimulai dari kebutuhan
psikologis, keamanan, social, penghargaan, dan yang paling tinggi, aktualisasi
diri. Teori ini mengatakan bahwa setelah tiap teori dibawahnya terpuaskan, maka
masing-masing teori diatasnya akan menjadi kebutuhan dominan. Sementara
motivasi untuk kebutuhan yang telah cukup terpuaskan tidak ada lagi.
Teori pendekatan
proses, tidak hanya menekankan pada faktor apa yang membuat
individu bertindak dengan cara tertentu, tetapi juga bagaimana individu
termotivasi. Contoh kelompok dari teori ini yaitu motif berprestasi
(achievement motive) dari Mc Clelland.
- Teori kebutuhan McClelland : dikemukakan oleh david McClelland dan
kawan-kawannya, , teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan akan
prestasi : dorongan untuk lebih unggul, berprestasi, dan berusaha keras untuk
sukses. Peraih prestasi tinggi memiliki hasrat untuk menyelesaikan hal-hal
dengan lebih baik. Mereka tidak menyukai kemenangan oleh kebetulan, melainkan
tantangan menyelesaikan suatu masalah dan menerima tanggung jawab pribadi untuk
sukses ataupun kegagalan.
2. Kebutuhan akan
kekuasaan : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara
yang mana tidak akan mereka lakukan jika tidak terpaksa. Individu dengan nPow
(need for power) ini menikmati untuk dibebani, bergulat untuk dapat
mempengaruhi orang lain, suka ditempatkan dalam situasi kompetitif,
berorientasi status, dan cenderung lebih peduli akan prestise dan memperoleh
pengaruh terhadap orang lain daripada kinerja yang efektif.
3. Kebutuhan akan afiliasi :
hasrat untuk hubungan antarpribadi yang ramah dan akrab, untuk disukai dan
diterima baik oleh orang lain. Individu dengan motif afiliasi yang tinggi
berjuang keras untuk persahabatan, menyukai situasi yang kooperatif, dan
ssangat menginginkan hubungan yang melibatkan derajat pemahaman timbale balik
yang tinggi.
Teori pendekatan penguatan, lebih menekankan pada faktor-faktor
yang dapat meningkatkan suatu tindakan dilakukan atau yng dapat mengurangi
suatu tindakan. Yang tergolong teori ini misalnya teori Operant Conditioning
dari Skinner.
1. Penguatan
positif, yaitu memberikan penguatan terhadap tindakan yang dinilai positif
(baik).
2. Penguatan
negatif, yaitu dengan memberikan penguatan untuk meninggalkan tindakan-tindakan
yang dipandang negatif (kurang tepat).
3. Penghapusan,
yaitu usaha untuk menurunkan tindakan yang tidak dikehendaki dengan memberikan
penguatan manakala tindakan itu terjadi.
4. Hukuman, yaitu
dengan memberikan hukuman terhadap mereka yang melakukan tindakan yang
dipandang tidak sesuai dengan harapan terdorong untuk melakukan
tindakan-tindakan yang tepat
2.5 Upaya Guru Bimbingan
dan Konseling untuk memotivasi peserta didik
Melihat banyaknya masalah dan
kesulitan belajar siswa yang dikarenakan kurangnya motivasi, disini kami
mengulas upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam memotivasi siswa.
Upaya yang dapat ditempuh
untuk memotivasi siswa agar belajar adalah :
1.
Kenalkan siswa pada kemampuan yang ada pada dirinya sendiri.
2.
Kenalkan siswa untuk merumuskan tujuan belajarnya.
3.
Tunjukkan kegiatan kegiatan atau aktivitas yang dapat mengarahkan bagi
pencapaian tujuan belajar.
4.
Kenalkan siswa dengan hal-hal yang baru ( menghidupkan kembali rasa ingin
tahu siswa untuk beraktivitas belajar ).
5.
Buatlah variasi-variasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
6.
Adanya evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa
7. Beri
umpan balik terhadap tugas-tugas yang diberikan dan evaluasi yang telah
dilakukan.
Maka untuk penyempurnaan upaya-upaya
diatas guru Bimbingan dan Konseling memberikan arahan pada guru wali kelas, dan
guru bidang studi guna tercapainya tujuan belajar yang dilandasi oleh motivasi
belajar siswa yang cukup.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Setelah membahas makalah tentang
“motivasi dalam konseling”, maka dapat saya simpulkan bahwa Motivasi dapat
dijadikan sebagai dasar penafsiran, penjelasan, dan penaksiran perilaku serta
kesadaran pentingnya terhadap apa yang dipelajari adalah sangat penting untuk
memunculkan motivasi intrinsik.
Motivasi merupakan hal yang penting
dalam memelihara dan mengembangkan suasana konseling, maka sebagi konselor
harus mampu menciptakan situasi agar klien dalam hal ini peserta didik dapat
termotivasi untuk memanfaatkan konseling sebagai satu upaya dalam menghadapi
masalahnya.
3.2 Saran
Mengetahui betapa pentingnya
motivasi dalam konseling, maka sebagai calon konselor sebaiknya kita memiliki
dan memahami mendalam tentang motivasi. Guna kelancaran dan keberhasilan dalam
proses konseling mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugio,
2006, landasan psikologi sosial.
Bahri,Syaiful Djamarah, 2002. psikologi
belajar. Jakarta, Rineka Cipta.
Brata, sumadi surya, 1984. psikologi
pendidikan. Jakarta, Rajawali.
Imran,Ali, 1996. Belajar dan
pembelajaran. Jakarta , Pustaka Jaya.
Muhibinsyah, 2000 psikologi
pendidikan. Bandung, Rosda karya.
Sardiman AM, 2004. interaksi
dan motivasi belajar mengajar.Jakarta, Rajawali Press.
No comments:
Post a Comment