MAKALAH MEMPERTAHANKAN KEJUJURAN SEBAGAI CERMIN KEPRIBADIAN
Disusun Oleh Kelompok :
·
Fitri
Asria Ningsi
·
Mentari
Nur Hidaya
·
M.Afifa
Qudri
·
Rahmat
Fauzan
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 7 BENGKULU SELATAN
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb yang telah
menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam menempuh jalan
yang benar dan berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “KEJUJURAN DALAM PERKATAAN DAN
PERBUATAN“
Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahlimpahkan kepada Rasulillah Muhammad SAW pemberi uswah (teladan) dan
bimbingan tentang perlunya kita memiliki sifat jujur sekaligus mempraktekkannya
dalam aktifitas kehidupan kita sehari-hari.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas
dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh karenanya dalam lembar
muqaddimah ini, izinkan kami menyampaikan terima kasih banyak kepada;
1. Bapak
Ali Mahsun selaku Guru pembimbing mapel Al-Qur’an Hadist yang senantiasa sabar
dalam membina dan mengarahkan kami.
2. Semua
anggota kelompok kami yang telah menuangkan pikiran dan mencurahkan tenaganya
dalam penyusunan makalah ini.\
3. Semua
pihak terkait yang telah ikut andil membantu kami dalam penyelesaian makalah
ini.
Akhirnya kritik saran dari pembaca, dengan
senag hati siap kami terima, semoga usaha penulisan makalah ini tidak sia-sia
dan semoga Alloh SWT memberikan manfaat dan ridlaNya kepada kita semua. Amin.
Wassalam.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
.....................................................................................................
Daftar ISI ..................
...........................................................................................
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. rumusan masalah
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. rumusan masalah
BAB 2 Pembahasan
A .Mempertahankan Kejujuran Sebagai Cermin Kepribadian
BAB 3 Penutup
Kesimpulan........................................................................................
Daftar Pusaka
....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Manusia pada dasarnya ingin memperoleh
hasil yang memuaskan dari setiap usaha yang mereka lakukan, mereka tidak ingin
mengalami kegagalan dalam segala hal, usaha dhahir perlu dilakukan, usaha
bathin juga perlu dilaksanakan, karena kita tau bahwa manusia hanya bisa
berusaha, Allah SWT yang akan menentukan hasilnya.
Pentingnya moral atau akhlaq dalam
kehidupan diberbagai aspek sangat diperhitungkan. Dalam dunia bisnis, dalam
akhlaq merupakan faktor utama bagi kesuksesan seseorang dalam mempertahankan
usahanya. Begitu juga dalam hal kepemmpinan sesorang,menjaga kredibilitas dan
kepercayaan akhlaq pribadi akan menjadi sorotan bagi banyak orang.
Namun tidak jarang kita humpai di liku
kehidupan ini kemrosotan moral dan akhlaq. Mulai dari pelajar hingga para
pejabat negara,salah satunya adalah perilaku tidak jujur. Mereka tidak jujur
dalam berbuat ataupun berucap sehingga melanggar nilai-nilai agama yang
seharusnya dijunjung tinggi dimanapun dan kapanpun. Al Qur’an dan Assunah
sendiri banyak yang menyinggung masaah demikian.
B. Rumusan masalah
Pada makalah ini pembahasan akan difokuskan
kepada beberapa materi. Meskipun tidak jarang telinga kita sudah tidak asing
mendengar kata jujur namun terkadang pemahaman kita tentang kejujuran masih
pelu dipertanyakan.
Disini kita akan membahas mengenai efinisi
kemudian setelah mengetahui apa itu pengertian jujur kita akan membahas
mengenai dalil-dalil yang menunjukkan perintah untuk jujur,baik itu dalam Al
Qur’an maupun Hadist. Untuk mengetahui secara mendalam tentang kejujuran maka
pembahasan disini juga fokus tentang macam dan keutamaan kejujran dan kemudian
aplikasi kejujuran dalam kehidupan beserta dampak negatif dari orang yang tidak
jujur. Karena di masyarakat baik itu dalam lingkup pemerintahan,pendidikan
maupun aspek yang lain tidak sedikit kita jumpai minimnya sifat kejujuran yang
tertanam dalam tiap diri seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
A .Mempertahankan
Kejujuran Sebagai Cermin Kepribadian
1. Pengertian
Jujur
Dalam bahasa arab, kata
jujur semakna dengan “as-sidqu”atau “siddiq” yang berarti benar atau berkata
benar. Lawan katanya adalah dusta, atau dalam bahasa arab “al-kazibu”.
Secara istilah, jujur atau as-sidqu bermakna :
1. Kesesuaian antara
ucapan dan perbuatan
2. Kesesuaian antara
informasi dan kenyataan
3. Ketegasan dan kemantapan
hati
4. Sesuatu yang baik yang
tidak dicampuri kedustaan
2. Pembagian
Sifat Jujur
Imam al-Ghazali membagi sifat jujur sebagi berikut :
a. Jujur dalam niat atau berkehendak
b. Jujur dalam Perkataan (lisan)
c. Jujur dalam perbuatan (amal)
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai
kebenaran karena jujur identik dengan kebenaran. Allah SWT berfirman : (qs.
Al-azhab/33:70)
Allah SWT juga berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman!
Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah di
benci disisi Allah SWT jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”
Perilaku jujur dapat mengantarkan pelakunya menuju kesuksesan
dunia dan akhirat.Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang
diamanatkan, baik berupa harta maupun tanggung jawab.Orang yang melaksanakan
amanat disebut al-Amin, yakni orang yang terpercya, jujur dan setia.
Diantara factor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW berhasil
dalam membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang
sangat terpuji.Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa
kecil sampai akhir hayat.
Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih
dan keridhaan Allah SWT. Sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang
merupakan factor terkuat yang mendorong seseorang untuk berbuat kemunkaran dan
menjerumuskannya ke jurang neraka.
Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagiaan, serta
ketentraman, harus dimiliki oleh setiap muslim. Sedangkan kebohongan adalah
muara dari segala keburukan dan sumber dari segala kecaman karena akibat yang
ditimbulkannya a.dalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian.Akibat
yang ditimbulkan oleh kebohongan adalah Namimah (mengadu domba), sedangkan
namimah dapat melahirkan kebencian.
3. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist tentang Perintah Berlaku jujur
a. Q.S al-maidah/5:8
Artinya:
hai orang-orang yang
beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
allah, sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS:
al-maidahayat:
b. Q.S
At-Taubah/9:119
“Wahai orang-orang yang beriman!Bertaqwalah
kepada Allah SWT., dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”
Kandungan yang
terdapat pada ayat tersebut :
Dalam ayat ini Allah
SWT menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan pada orang-orang yang
beriman pada-Nyadan Rosul-Nya, agar mereka tetap dalam ketaqwaan dan
mengharapkan ridho-Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah
ditetapkan-Nya, dan menjauhi segala larangan yang tela ditentukan-Nya dan
hendaklah senantiasa bersama orang-orang yang benar dan jujur, mengikuti
ketaqwaan, kebenaran dankejjuran mereka. Dan jangan bergabung kepada kaum
munafiq yang selalu menutupi kemunafiqkan mereka dengan kata-kata dan
perbuatanbohong serta ditambah pula dngan sumpah palsu dan alasan-alasan yang
tidak benar.
4. Hadist
dari Abdullah bin Ma’ud ra.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Ma’ud ra., Rasulullah saw.
Bersabda :
“Hendaklah kamu
berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran
menuntunmu ke surge.Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur
sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT.Sebagai orang yang jujur.Dan hindarilah
olehmu berlaku dusta karena kedustaan mununtumu pada kejahatan, dan kejahatan
menuntunmu ke neraka. Dn seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta
sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai Pedusta..” (H.R. Muslim)
Kandungan Hxadist :
Kandungan hadist di
atas Menceritakan tentang rasulullah saw. Akan melakuka gazwah (penyerangan) ke
Tbuk untuk menyerang tentara Romawi dan orang-orang Kristen di Syam.
Manfaat jujur dalam
kehidupan sehari-hari :
a. HidupTenang jikalau kita sering jujur, maka tidak akan ada rasa
khawatir / merasa bersalah atas sikap yang kita lakukan. Selain itu, kita juga
bisa menabung untuk masuk surga.
b. Mendapat Pekerjaan jika kita menjadi orang yang jujur, maka kita
dapat dipercaya orang lain dalam melakukan suatu hal. Selain itu, aura yang
keluar juga akan terlihat positif.
c. Banyak Teman kejujuran membuat orang-orang disekitar kita akan
senang dengan kita. Mereka menganggap kalau kita adalah orang yang dapat
dipercaya.
d. Memperoleh kesuksesan Dengan memiliki sifat jujur orang akan
memperoleh kesuksesan. Contoh : ada seorang pengusaha yang sukses. Ia bisa
sukses karena Ia bisa dipercaya oleh banyak orang. Para klien pun akan
berdatangan dan merasa senang karena proyeknya ditangani oleh orang yang jujur.
e. Memiliki nama baik Jikalau kita sering berbuat jujur, maka akan
banyak orang yang mengetahui hal tersebut. Jika banyak orang yang mengetahui
hal tersebut mungkin diluar-an mereka akan membicarakan tentang kejujuran mu.
f. PedomanJikakitaseringjujur, makakitaakanmenjadipedomanbagibanyak
orang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Jujur merupakan sifat mulia yang
menunjukkan kesesuaian antara kebenaran dengan apa yang diucapkan atau dilakukan
oleh seseorang.
2. Banyak di jumpai dalil dari Al Qur’an maupun
Al Hadits yang membicarakan masalah kejujuran.
3. Macam-macam jujur (shiddiq) seperti yang di
ungkap diatas ada 5 makna:
a. Jujur dalam perkataan
b. Jujur dalam niat dan kemauan
c. Jujur dalam
bermuamalah(pergaulan)
d. Jujur dalam berjanji
e. Jujur dalam kenyataan
Namun terdapat satu
tambahan menurut sa’id hawwa yaitu jujur dalam menempuh tangga- tangga agama.
4. Orang yang berperilaku jujur akan senantiasa
mendapat kepercayaan dari orang lain. Orang lain akan merasa tenteram dan
nyaman bersama orang yang berperilaku jujur.
5. Sedangkan orang yang berperilaku terbalik dari
jujur akan senantiasa di jauhi oleh orang lain. Irang lain akan senantiasa
merasa was-was bersamanya.
6. Orang mukmin harus senantiasa menjadikan
jujjur sabagai pakaian dimanapun dan kapanpun ia berada.
DAFTAR PUSTAKA
1. A’la,
Abd. 2006. Induk-Induk Akhlaq Terpuji. Yogyakarta :PT. Lukis
pelangi aksara
2. Ilyas,
yunahar. 2001. Kuliyah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan
Pengalaman Islam (LPII)
3. http://www.pak-sodikin.com/2011/11/bentuk-bentuk-dan-macam-kejujuran.html (di
akses tanggal 9 maret 2012 pukul 05.50 WIB)
4. Muthahari,
Murtaddha. 1995. Kritik Atas Konsep Moralitas Bangsa Falsafah Dan
Akhlaq. Bandung: Pustaka Hidayah
Cobalt vs Titanium Drill Bits - Tioga Art Studio
ReplyDeleteWe are taking a close look at the performance of the titanium 4000 cobalt, and this titanium bar stock is titanium hammers one of our rainbow titanium favourites on the titanium men\'s wedding band table.